Wednesday, April 22, 2015

Konfirmasi dari Allah




Innalillahi wa inna ilaihi rojiun

Mamah wafat hari minggu kemarin, jam 16.00 di UGD RS Persahabatan





Kena serangan jantung / stroke (dokter tidak bisa memastikan) di pengajian keluarga bulanan.
Percaya atau tidak, semenit sebelumnya si mamah masih nyuruh suami gw makan.
Masih nyuruh gw nyendokin nasi buat suami.
Dan 10 detik sebelum serangan itu, gw masih nyolek nyokap.
Cepet banget

Gw limbung. Kyk mimpi. Apalagi muka mamah enak bgt diliatnya, klo kata tetangga, 'muka mamah lebih seger pas ngga adanya, dibanding pas masih ada'. Kyk orang tidur. 

Sekarang gw ngerasain semua perasaan campur aduk yang dirasain nyokap waktu kehilangan kakak gw. Kangen, merasa bersalah, gak percaya... Padahal dulu gw yg paling sering nasihatin nyokap. Sekarang gw yg ngerasain.

Hal pertama yang terpikirkan waktu mamah dinyatakan meninggal:
"Ya Allah, jangan marah padaku
Begitu bertumpuk dosa2ku pada mamah"
Flash back semua memori tentang nyokap, semua bergantian muncul di pikiran

Gw menghormati nyokap sebagai orangtua, mengakui semua jasa2nya
Tetapi baru kali ini gw menyadari, ternyata nyokap adalah orang yang jauh lebih baik dari yg gw pernah tau
Dan padahal gw gak pernah beranjak lama2 dari sisi nyokap selama 36 tahun hidup gw
Kyk orang baru melek

Di pengajian, pas Ustadz cerita:
Ada 2 orang sahabat sejak jaman sekolah, Ahmad dan Zaenal
Ahmad adalah seorang dari keluarga biasa2 saja, tetapi otaknya cerdas
Sedangkan Zaenal adalah orang biasa2 aja, tapi dari keluarga berada
Meskipun kecerdasannya rata2, tapi ia disupport orangtuanya supaya bisa meraih pendidikan setinggi mungkin

Sekian puluh tahun setelah itu, Zaenal telah menjadi seorang eksekutif muda dengan dandanan perlente
Dalam sebuah perjalanan di daerah puncak, Zaenal mampir di sebuah masjid megah untuk menunaikan sholat
Betapa terkejutnya, ketika ia menemukan sahabat masa kecilnya Ahmad
Sedang mengepel lantai masjid
Bagaimana mungkin seorang secerdas Ahmad bisa menjadi seorang merbot masjid???

Tergopoh2 Zaenal menghampiri Ahmad
Menanyakan kabarnya
Dan sebelum Zaenal masuk untuk sholat tak lupa ia berpesan agar Ahmad datang ke kantornya besok pagi
Zaenal menjanjikan pekerjaan yang lebih baik untuk Ahmad
Minimal di kantornya, seorang dengan pekerjaan seperti yg dikerjakan Ahmad disebut Office Boy, bukan merbot
Ahmad hanya tersenyum mendengarnya

Di dalam masjid ketika Zaenal sedang sholat, seorang anak muda datang di belakang Zaenal, juga turut sholat
Setelah keduanya selesai, anak muda tersebut menegur Zaenal, "Pak, Bapak kenal ya sama Insinyur Haji Ahmad?"
"Siapa?"
"Insinyur Haji Ahmad... Orang yang tadi Bapak ajak ngobrol"
"ooo, si Ahmad! Dia Insinyur?"
"Betul Pak"
"Ahmad juga Haji??"
"Betul pak... Bahkan beliau sudah jadi haji jauh sebelum beliau membangun masjid ini"
"Ahmad membangun masjid ini?"
"Iya pak. Bahkan tanah masjid ini adalah tanah wakaf beliau. Villa dan hotel di seberang sana juga milik beliau, Tapi beliau senangnya ngerjain pekerjaan saya. Sayalah merbot asli masjid ini pak. Cuma karena suara saya bagus, beliau lebih sering menyuruh saya Azan dan Mengaji di masjid ini."

Begitulah. Ahmad hanya cukup tersenyum. Allah sendiri yang mengkonfirmasi "jabatan" Ahmad yang sebenarnya, via si merbot asli.

Dan begitulah Allah mengkonfirmasi siapa sesungguhnya mamah, dan kakak2 gw almarhum. Kakak2 gw yang cuma lulusan SMA, dengan pekerjaan serabutan, dengan penghasilan tak pasti di bawah rata2. Nyokap gw yang cuma lulusan SMP. Yang kata orang (dan kadang anak2nya) kolot dan ketinggalan jaman. Allah sendiri yang mengkonfirmasi siapa almarhum dan almarhumah sesungguhnya, di saat mereka sudah kembali ke pangkuan Allah. Bahwa tidak pada tempatnya kita menilai seseorang, sebelum kita melihat saat terakhir mereka. Nyokap bukan manusia suci, begitupun kakak2 gw. Mereka juga punya kesalahan dan dosa. Tapi gw cukup bahagia mendengar komentar2 menyenangkan tentang mereka. Bahwa mereka orang baik, bahkan jauh lebih baik dari yang gw tau. Dan banyak doa mengalir untuk mereka.

Semoga Allah mengumpulkan kami sekeluarga dalam surgaNya kelak, aamiin.

Kisah tentang almarhum kakak gw Fahmi Indrawan ada di sini, dan tentang kakak gw Dedi Setiawan di sini. Mereka meninggal hanya 8 bulan yang lalu. 3 kehilangan dalam 1 tahun. Semoga Allah menguatkan hati gw, aamiin.

=========================================


Yang masih punya ibu

Buruan cium tangannya

Cium kakinya klo perlu

Dan minta ridhonya


Saya sekarang yang merasakan, betapa banyak waktu yang saya sia2kan 

Padahal waktu tersebut bisa saya gunakan untuk membahagiakan ibu saya

No comments:

Post a Comment